SEJARAH
Jurusan
Antropologi dalam perkembangan sejarahnya tidaklah akan lepas dari
perkembangan sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang.
Fakultas Sastra dibuka pertama kali pada tanggal 8 Desember 1983 dengan
Surat Keputusan Presiden No. 39 Tahun 1982 dan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 0538/0/1983. Jurusan Antropologi ini pada
awalnya hanyalah berupa program studi yang berada pada jurusan
Sosiologi.
Profesor
Dr. Koentjaraningrat (almarhum) sebagai Antropolog Indonesia merupakan
salah seorang pencetus untuk berdirinya jurusan Antropologi di
Universitas Andalas, dan oleh karena itu beliau mengirim seorang
Antropolog dari Universitas Gadjahmada yaitu ibu Dra. Dewi Hartanti
serta dari Universitas Andalas sendiri ibu Hendrawati Sarjana Hukum
untuk ditempatkan di program studi Antropologi guna melaksanakan sistem
belajar mengajar di Antropologi. Sebagai pimpinan untuk program studi
ini ditunjuk Dr. Imran Manan, MA, MA seorang Antropolog lulusan
Universitas Illinois USA yang bekerja sebagai staf pengajar IKIP Padang
(sekarang Universitas Negeri Padang) pada tahun 1985. Perjalanan
Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang dimulai dari
tahun 1982 dengan diperkenalkannya Antropologi sebagai sebuah program
studi di jurusan Sosiologi Fakultas Sastra Universitas Andalas. Sejak
tahun 1983 mulai ada mahasiswa yang berminat untuk masuk dalam program
studi ini yang pada dasarnya pindahan dari jurusan Sosiologi.
Pada
dasarnya berdirinya Fakultas Sastra sudah dirintis sejak
diselenggarakannya seminar hokum waris dan harta pusaka pada bulan Juli
1968. pada seminar tersebut lahir sebuah lembaga yang bernama Center for
Minangkabau Studies (CMS) dengan Dr. mochtar Naim sebagai direkturnya.
Dari adanya CMS tersebut mulailah diadakan kerjasama-kerjasama dengan
Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga pemerintah yang terkait. Pada tahun
1969 bulan Juli diadakan seminar “Sejarah Masuknya islam ke
Minangkabau” kemudian ditambah dengan diadakannya “Seminar Sejarah dan
Kebudayaan Minangkabau’ di Batusangkar bulan Agustus 1970 (Sabar, 2000:
hal.15). Sejak adanya seminar di Batusangkar tersebut, mulai tercetus
untuk dibuat sebuah fakultas sastra di lingkungan Universitas Andalas.
Sejak
tahun-tahun 1970 an sampai 1980 diadakanlah pertemuan-pertemuan yang
diarahkan bagi pembentukkan fakultas Sastra yang pertemuan-pertemuan
tersebut terdiri dari Dr. Mochtar Naim, Drs. Amir Hakim Usman (sekarang
Prof. Dr.), Drs. Sarwono Kertodipuro, Drs. Edwar, Drs. Syofyan Thalib,
SH (sekarang Doktor), Drs. Tamsin Medan (sekarang Almarhum). Kemudian
pada tahun 1980 dikeluarkan SK pembentukkan Fakultas Sastra Universitas
Andalas.
Staf
pengajar yang ada pada program studi mulailah dilengkapi dan pada awal
berdirinya program studi ini, staf pengajar yang berperan ini sangatlah
beraneka ragam latar belakang keilmuwannya, yang terdiri dari ilmu
sosiologi seperti Dr. Mochtar Naim, Bapak AA Navis (almarhum), Drs.
Surya Helmi yang berlatar belakang ilmu Arkeologi dan bekerja di
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Drs. Yardhi berlatar
belakang ilmu Antropologi dan bekerja di Departemen Pariwisata dan
Telekomunikasi ketika itu. Amir Benson, Dr. Bustari Mochtar dari IKIP
Padang, Datuk Indomo SH dari Fakultas Hukum, dr. Setia Budi dari
kedokteran Universitas Andalas, dua orang sarjana Antropologi dari
Belanda Drs. Yoke van Renen dan Drs. Flud van Given yang dating pada
tahun 1986, kemudian beberapa pengajar yang merupakan pengajar dari
sastra Indonesia ibu Dra. Adriyeti Amir dan sastra Inggris Drs. Gunawan
MA, Drs. Sarwono Kertodipuro, MA, Drs. Fatchurrahman dari Filsafat
Universitas Gadjahmada, Drs. Bustanudin Agus, Dra. Arundati Shinta dari
psikologi Universitas Gadjahmada. Sebagai ketua jurusan
Sosiologi-Antropologi dipegang oleh Dr. Mochtar Naim, dengan sekretaris
program adalah ibu Dewi Hartanti di program Antropologi. Sedangkan dekan
Fakultas Satra Universitas Andalas dipegang oleh Drs. Amir Hakim Usman
sebagai Dekan Pertama Fakultas Sastra yang kemudian pada tahun 1986
digantikan oleh Dr. Khaidir Anwar (almarhum).
Pengerjaan
pembuatan kurikulum jurusan Sosiologi-Antropologi dibebankan kepada
Drs. Fatchurrahman (sekarang almarhum) dan Drs. Bustanuddin Agus
(sekarang Prof. Dr.). Pada tahun 1982 melalui SK Presiden No. 39 / tahun
1982, berdirilah Fakultas Sastra Universitas Andalas, dan pada tahun
1983 dengan Sk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0538/0/1983
Fakultas Sastra memiliki 4 jurusan yaitu: Sastra Indonesia, Sastra
Inggris, Sejarah dan Sosiologi serta program studi Antropologi. Pada
tahun 1985 Dr. Imran Manan menjadi ketua program studi Antropologi
dengan Hendrawati SH sebagai sekretaris program.
Kesemuanya
bekerja sebagai staf pengajar di sebuah kompleks gedung Fakultas Sastra
Universitas yang pada dasarnya adalah bekas gedung kamar mayat dari
Rumah Sakit M.Jamil. Kompleks gedung Fakultas Sastra Universitas Andalas
ini terdiri dari beberapa gedung sebagai kantor jurusan dan juga
ruang-ruang administrasi fakultas dan juga ruang-ruang perkuliahan yang
terdiri dari 5 ruangan yang harus dibagi penggunaannya untuk seluruh
jurusan yang ada di Fakultas Sastra (Sastra Indonesia, Sastra Daerah,
Sastra Inggris, Sejarah, Sosiologi dan Antropologi). Bila dilihat secara
umum, keadaan Fakultas Sastra Universitas Andalas sangat tidak memadai,
wujud fisik gedung-gedung yang dipakai untuk sarana perkuliahan adalah
setengah terbuat dari tembok dan setengah lagi terbuat dari papan dengan
atap seng yang sudah berlubang, sehingga ada satu ruang yang tidak
dipakai apabila keadaan hujan lebat.
Sebuah
ruangan yang berada disudut paling belakang kompleks kampus Fakultas
Sastra, dipakai untuk perpustakaan yang kondisinya sangat
memprihatinkan. Apalagi bila memandang ruang untuk para staf pengajarnya
yang pada dasarnya tidak ada, sehingga para staf pengajar akan datang
mengajar saja dan apabila menunggu jam perkuliahan berikutnya, banyak
dilakukan duduk-duduk di kedai di muka gedung Fakultas berbaur dengan
para mahasiswa. Dengan kondisi demikian, maka tidak dapat disangkal lagi
hubungan antara pengajar dan mahasiswa dapat dikatakan sangat dekat.
Keadaan
belajar mengajar ternyata dapat dilakukan dengan baik, akan tetapi
sangat tidak memadai dalam arti seorang pengajar dibebankan untuk
mengajar paling sedikit empat (4) mata kuliah dalam setiap semesternya.
Kondisi ini amat tidak menunjang dalam konteks kualitas pendidikan yang
diberikan yang berkaitan langsung dengan kualitas dan jumlah pengajar
yang ada yang rata-rata bukan berasal dari ilmu Antropologi dan juga
yang masih dalam taraf sarjana (S1). Kemudian
pada tahun 1986 Dra. Dewi Hartanti ditugaskan untuk belajar di negeri
Belanda untuk memperdalam ilmu Antropologi, dan kemudian pada tahun 1987
datang pengajar Antropologi Drs. Bambang Rudito dari Antropologi
Universitas Indonesia. Pada tahun tersebut mulai ada lulusan Antropologi
pertama di Universitas Andalas yang bernama RA.Dina Andridiana yang
judul skripsinya adalah tentang “Pengaruh Pemukiman Baru terhadap
Integrasi Komunitas Manusia Kasus Masyarakat Cimpungan, Kecamatan
Siberut Utara”. Mahasiswa ini dibimbing skripsinya oleh Drs. Yoke van
Renen dan diuji oleh Prof.Dr. Abdul Azis Saleh, Dr. Imran Manan, Drs.
Yoke van Renen dan Drs. Bambang Rudito, yang kemudian pada perbaikan
skripsinya dibimbing oleh Drs. Bambang Rudito.
Pada
tahun 1987 pengajar Antropologi terdiri dari Dr. Imran Manan, MA,MA
(Antropologi dari IKIP Padang/sekarang UNP), Drs. Yardhi (Antropologi
dari Departemen Pariwisata/sekarang Kebudayaan dan Pariwisata),
Hendrawati SH (Hukum), Dra. Dewi Hartanti (Antropologi/ketika itu sedang
belajar ke Belanda), Drs. Surya Helmi (dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan), Machdalisa Masri, SH (Hukum), Dahrul Dahlan, SH (Hukum),
dr. Setia Budi (Kedokteran), Dra. Sri Zulchairiah (Politik), Drs.
Arundati Shinta (Psikologi), dan Drs. Bambang Rudito (Antropologi).
Sebenarnya
dengan datangnya pengajar Drs. Bambang Rudito ini dapat menambah
perbendaharaan pengajar yang berlatar belakang ilmu antropologi, akan
tetapi ternyata sebelumnya telah berkurang dengan perginya Dra. Dewi
Hartanti yang juga berlatar belakang ilmu Antropologi. Sejak berdirinya
Antropologi tahun 1983, baru tahun 1985 hadir Dr. Imran Manan yang
berlatar belakang ilmu Antropologi dan itupun merupakan ‘pinjaman’ dari
IKIP Padang, dan juga Drs.Yardhi yang bukan sebagai dosen tetap di
Antropologi. Faktual hanya Dra. Dewi Hartanti yang berlatar belakang
ilmu Antropologi (tahun 1983) dan menjadi dosen tetap di Universitas
Andalas yang kemudian bertambah oleh Drs. Bambang Rudito (datang tahun
1987) sampai tahun 1989, serta adanya pengajar dari negeri Belanda dua
orang yang berlatar belakang Antropologi.
Antropologi
berkembang menjadi sebuah jurusan sendiri tidak terlepas dari peranan
berdirinya fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Pada tahun 1990 Fakultas Sastra Universitas Andalas pindah dari kampus
di Jati jalan Situjuh di dalam kota Padang ke kompleks kampus
Universitas Andalas di Limau Manis yang pada dasarnya belumlah berfungsi
sebagai sebuah kampus Universitas, dan dapat dikatakan Fakultas Sastra
merupakan Fakultas pertama yang pindah ke Limau Manis. Bahkan tidak ada
aktivitas universitaspun dalam hal ini fakultas-fakultas lain selain
Fakultas Sastra yang berfungsi ketika itu, seperti aktivitas rektorat
dan fakultas lain.
Sedangkan
lembaga pendidikan lain selain dari Fakultas Sastra adalah Politeknik
Universitas Andalas yang telah berdiri di kampus Limau Manis sebelum
adanya Fakultas Sastra. Dengan adanya Fakultas Sastra di kampus Limau
Manis, maka menambah kegairahan bagi kompleks kampus Limau Manis dan
sekaligus juga memberikan makna ‘kampus’ kepada Fakultas Sastra
Universitas Andalas secara fisik yang sebelumnya sangat memprihatinkan.
Dapat
digambarkan bahwa untuk penyelenggaraan belajar mengajar di Fakultas
Sastra di Limau Manis, selain mengusahakan berjalannya roda pendidikan
baik pengajaran maupun administrasi, perlu diusahakan transportasi bagi
para pengajar, karyawan dan juga mahasiswanya. Hal ini berkaitan dengan
jarak antara kota Padang dengan kampus Limau Manis cukup jauh (sekitar
10 km) dan kompleks Universitas Andalas pada dasarnya berdiri sendiri
dengan jarak yang cukup jauh dari permukiman penduduk. Fakultas-fakultas
lain dan juga rektorat Universitas Andalas mulai berangsur-angsur
pindah untuk menempati gedung-gedung di arena kampus Limau Manis kecuali
Fakultas Hukum di daerah pinggir pantai di kota Padang dan Fakultas
Teknik yang berdekatan dengan IKIP Padang, serta Fakultas Kedokteran
yang sampai saat ini masih tetap berada di daerah Jati dekat dengan
Rumah Sakit M. Jamil.
Sejak
tahun 1991 mulailah dirancang sebuah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas yang ketika itu Prof. Dr.Abdul Azis Saleh
sebagai dekan dari Fakultas Sastra. Pada awalnya rancangan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik terdiri dari Sosiologi, Antropologi, Sejarah
dan Politik. Akan tetapi karena ilmu sejarah adalah ilmu yang humaniora,
maka ilmu sejarah tidak jadi dimasukkan sebagai bagian dari Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Prof. Dr. Abdul Azis Saleh kemudian
memberikan tugas kepada Drs. Emeraldi Chatra dari bidang Sosiologi, Dra.
Ranny Emilia dari bidang ilmu Politik dan Drs. Bambang Rudito dari
bidang Antropologi untuk merancang masing-masing calon jurusan untuk
kemudian disatukan dan dibuat sebagai suatu usulan (proposal) kepada
Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia untuk diusulkan berdiri sebagai sebuah Fakultas
tersendiri.
Pada
tahun 1993 disahkanlah untuk berdiri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas, dan Prof. Dr. Abdul Azis Saleh ditunjuk
sebagai dekan pertama untuk Fakultas baru ini sekaligus sebagai ketua
jurusan Sosiologi, sedangkan ketua jurusan Antropologi dipegang oleh
Prof. Dr. Imran Manan, MA. MA. Sedangkan ilmu politik menjadi sebuah
program studi yang diketuai oleh Dra. Ranny Emilia, MPhil.
Setelah
menjadi sebuah jurusan yang berdiri sendiri dan berada di bawah naungan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tanggal 13 Mei 1993, jurusan
Antropologi mulai mengembangkan kualitas para pengajarnya dengan
mengirimkan beberapa pengajar untuk meningkatkan kemapuannya di bidang
Antropologi di Universitas-universitas lain untuk mengikuti pendidikan
pasca sarjana. Pengembangan kualitas pengajar ini dilakukan setelah
keadaan jurusan Antropologi cukup menggambarkan sebagai sebuah komuniti
yang mapan.
Saat
ini jurusan Antropologi mempunyai tenaga pengajar sebanyak 18 orang
yang terdaftar sebagai pengajar tetap sedangkan selebihnya adalah tenaga
pengajar dari luar yang pada dasarnya ditujukan untuk mencari variasi
keilmuan dengan mendatangkan pengajar dari luar. Jurusan Antropologi
berada di Lantai I Gedung Belakang FISIP UNAND dengan berbagai fasilitas
ruangan yang cukup besar dan sarana yang memadai untuk kelangsungan
administrasi dan perkuliahan. Fasilitas yang ada tersebut adalah ruangan
Ketua Jurusan dan Sekretaris jurusan, ruangan diskusi dosen yang
dilengkapi buku pustaka, ruang sidang dan peralatan komputer yang
memadai..
Sejak
berdirinya Jurusan Antropologi di FISIP, telah beberapa pergantian
kepemimpinan Ketua Jurusan. Pertama kali ketua jurusan Antropologi
diketuai oleh Prof. Dr. Imran Manan, MA,MA., sampai periode tahun 1999
dan pada tahun 2000, diketuai oleh Dr. Nursyirwan Effendi dengan
sekretaris jurusan adalah Drs. Zulkarnain Harun, MSi. Pada tahun 2001,
pergantian kepemimpinan ketua jurusan pun berlanjut dengan naiknya Drs.
Zulkarnain Harun, MSi menjadi Ketua Jurusan dan juga mengangkat Dra.
Ermayanti, MSi menjadi sekretaris jurusan untuk periode 2002-2005.
Periode 2005-2012, Dr. Erwin, M.Si sebagai ketua jurusan dan Dra.
Yunarti, M.Hum sebagai sekretaris jurusan. Periode 2013-2016, Dra.
Ermayanti, M.Si sebagai ketua jurusan dan Lucky Zamzami, S.Sos, M.Soc.Sc
sebagai sekretaris jurusan. Periode 2016 hingga sekarang telah diangkat
Dr. Yevita Nurti, M.Si sebagai ketua jurusan dan Sri Meiyenti, S.Sos,
M.Si sebagai sekretaris jurusan.
PROGRAM STUDI
VISI
Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas
memiliki gambaran dan cita-cita ideal yang ingin diwujudkan di masa yang
akan datang, melalui visi Jurusan Antropologi FISIP Universitas
Andalas, yaitu:
Tahun 2026 menjadi Prodi yang terkemuka dalam pendidikan, penelitian di bidang sosial budaya penyusunan kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia
MISI
- Melaksanakan
pembelajaran kepada mahasiswa agar mempunyai pengetahuan kritis, baik
teoritis maupun metdologi serta mampu mengurai dan mengkonseptualisasi
realitas sosial budaya.
- Melaksanakan
pembelajaran kepada mahasiswa agar memiliki inisiatif dan kreatifitas
dalam memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan yang muncul dalam
perkembangan sosial budaya dan pembangunag serta mampu menerapkannya
dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
- Mengembangkan dan
meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian sosial budaya dan
aplikasinya dalam pembangunan daerah dan nasional, khususnya di kawasan
wilayah Barat Indonesia.
- Memberdayakan
sumberdaya manusia (SDM) dosen Program Studi Antropologi Sosial menjadi
akademisi yang profesional, handal, bermoral dan bermartabat.